Rujak ala Encim di Pancoran (1)
23.24
Diposting oleh zakky amarullah
Tak seperti Pecinan di negeri lain yang selalu hidup, meriah, dan jadi salah satu tujuan wisata, Pecinan di Jakarta punya jadwal bangun dan tidur. Itu terjadi khususnya setelah kerusuhan 1998.
Kembali ke masalah kulinari, ada ungkapan, ”Ke Pancoran tak lengkap jika tak mampir ke Rujak Encim.” Buat Anda yang masih buta perihal rujak ala Pancoran, jangan membayangkan rujak ini seperti rujak buah pada umumnya. Ini adalah Rujak Shanghai Encim yang sudah nangkring di kawasan ini sejak tahun 1950.
Sekali lagi, jangan juga membayangkan ini adalah sejenis penganan asal negeri Tembok Besar. Nama Shanghai yang jadi embel-embel rujak ala Encim ini diberikan pelanggan karena lokasi dagang yang ada di depan Bioskop Shanghai (dan berganti jadi Bioskop Asia) kala itu. Kini gedung itu tak berbekas. Dari mulut-ke mulut, maka jadilah nama Rujak Shanghai Encim ini kesohor bahkan hingga ke luar Jakarta, dan Indonesia.
Semula orang berpikir makanan ini tidak halal. Namun, setelah tahu bahan yang digunakan adalah seafood, lantas banyak pula warga non-Tionghoa yang kepincut rujak unik ini. ”Orang biasanya makan di sini, tapi banyak juga yang bawa pulang,” ujar Ahung, putri Encim si peracik rujak unik ini.
Rujak Shanghai adalah makanan yang isinya campuran kangkung, juhi (cumi besar), ubur-ubur, lobak, dan timun. Kangkung, juhi, dan ubur-ubur direbus lebih dahulu. Tak terlalu lama agar rasanya masih segar. Kangkung, juhi, dan ubur-ubur dipotong-potong dan diletakkan ke dalam piring. Sebelumnya, acar timun dan lobak sudah memenuhi bagian dasar piring sebelum akhirnya tertutup dengan potongan kangkung, juhi, dan ubur-ubur.
Usai itu semua, lantas piring tadi dikucuri kecap asin, ditambah dengan bawang putih yang sudah dihaluskan dan dicampur air, saos tomat, dan sambal tomat. Setelah itu, giliran saos merah kental dilumurkan di atas semua bahan matang tadi hingga akhirnya taburan bumbu kacang tanah menutup semuanya. Semua campuran tadi diolah sendiri oleh Encim yang mewariskannya ke Ahung.
Sebelum melahap, aduk dulu semua bahan di piring agar semua bumbu merata. Tambahan sambal akan lebih nikmat. Soal rasa, semua bercampur jadi satu. Ada asam (dari tomat), manis (tomat manis), asin (juga dari ubur-ubur), pedas, dan aroma bawang merah yang menutup rasa amis. ”Bisa juga ada yang minta juhi dibanyakin, atau ubur-ubur dibanyakin,” kata Ahung. Tentu saja, harganya jadi berbeda. Jika biasa saja Rp 20.000/porsi, maka pesanan istimewa bisa saja Rp 30.000/porsi. Tergantung pesanan.
Sampai di mulut, ubur-ubur tak ubahnya tulang muda yang keras-keras lunak, sedangkan juhi menjadi seperti kikil. Makanan ini bisa terhidang hangat ataupun dingin. Untuk minum, bisa juga dicoba es tebu yang banyak dijual di kawasan ini. Setelah makan rujak gurih, menenggak sari tebu, gula asli bercampur es batu. Klop.
Mencari warung ini tak sulit. Dari arah Jalan Pancoran, jalan saja terus sampai Anda temukan gedung Chandra, gedung berwarna biru. Nah, warung ini ada di seberang. Atau lewati saja gedung Gloria hingga hampir menuju ke Jalan Pintu Kecil, warung ini satu deret dengan gedung Gloria. Tempatnya nyempil, tapi jelas tertulis Rujak Shanghai Encim.
Jika sebelum kerusuhan, warung ini baru buka mulai pukul 16.00 hingga sekitar pukul 21.00 kini mereka buka sejak pukul 08.00 pagi hari hingga sekitar 12 jam kemudian atau sekitar pukul 20.00. (Bersambung....)
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kiri disini
Kode Iklan anda yang ingin ada di sebelah kanan disini
Other Article
makanan
- Ayam Panggang Lada Hitam
- Juhi Zaman Jepang di Pancoran
- Kisah Seru Es Krim Dulu
- Kopi-Cakwe dari Tak Kie, Kit Cong Kie, sampai Kaus Kaki
- Si Docang yang Nyaris Hilang
- Es "Aci Aren van Garut"
- Soto Santan "Kuah Encer" Ala Bogor
- Rujak Ala Encim di Pancoran (2)
- Jajan Pasar Serba Jumbo
- Putu Medan, Puluhan Tahun Menemani Warga Jakarta
- Serunya Berburu Camilan Awet Muda
- Otak-otak Gang Kenanga, Ini, Baru Asli!
- Soto Betawi Sejak Tahun 1940-an
- Soto Betawi Ekstra Sumsum
- Soto Betawi Sarat Bumbu Mpok Encum
- Soto Betawi Rasa Tegal
- Sensasi Sate Lembut Betawi
- Nikmatnya Nasi Goreng Arang Bumen Jaya
- Kue Pengantin Betawi: Pantangan Dilanggar, Kue Gagal
- Aroma Ketumbar Sandwich Vietnam
- Melepas Rindu di Warung Nasi Kapau
- Tak Akan Lari, Lek Tau Kukejar
- Ini Dia, Tauto dan Nasi Megono Pekalongan
- Goyang Lidah ala Es Goyang dan Serabi Betawi
This entry was posted on October 4, 2009 at 12:14 pm, and is filed under
makanan
. Follow any responses to this post through RSS. You can leave a response, or trackback from your own site.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar